Kamis, 17 Oktober 2019

Berdirinya Tim eSports RRQ, Berawal dari Hobi dan Komunitas

Reporter:
Editor:

Yudono Yanuar

   


  • Tim RRQ Endeavour memenangkan ajang Point Blank National Championship (PBNC) 2018. Kredit: Garena Indonesia
    Tim RRQ Endeavour memenangkan ajang Point Blank National Championship (PBNC) 2018. Kredit: Garena Indonesia

    TEMPO.COJakarta - CEO RRQ Esports Andrian Pauline menceritakan awal berdirinya tim  eSports Rex Regum Qeon (RRQ). Dia menjelaskan bahwa RRQ berdiri berawal dari hobi dan membentuk komunitas.
    "Dari saya sih sudah 15 tahun di eSport dari masih komunitas sampai besar sekarang. Awalnya hobi, saya dan satu owner Riki pengen punya tim karena sudah menonton tim luar negeri, kenapa enggak punya tim sendiri ya," ujar Andrian dalam wawancara eksklusif di RRQ Game House, Permata Hijau, Jakarta Barat, Rabu, 13 Maret 2019.
    RRQ sudah berdiri sejak 2013 dengan game Dota. Andrian dulu adalah pemain game Counter Strike, zaman pertama kali game ada. Pada 1999 atau 2000-an dia bermain game itu saat internet belum muncul.
    Andrian melanjutkan bahwa dulu konsep RRQ adalah dibiayai secara pribadi dan tanpa sponsor. "Lebih ke arah fun saja." kata dia. Namun, pada 2017, eSport menjadi semakin besar, dan, kata Andrian, akhirnya diputuskan untuk serius pada 2017.
    Setelah itu, RRQ mulai fokus untuk mencari pemain game. Metode pencarian pemain, Andrian berujar, sangat bervariasi. Mulai dari ketuk pintu, ada juga input dari player, juga dari komunitas.
    "Kalau input dari player itu, karena mereka tahu siapa pemain yang jago. Melalui komunitas juga itu salah satu cara yang bagus karena tahu sejarah pemain itu seperti apa, kita kadang juga suka dengan player dari tim lain dan melakukan proses transfer, Jadi tidak hanya satu cara untuk mencari pemain," tutur Andrian.
    Ke depan, RRQ akan fokus pada regenerasi, karena, menurut Andrian, sejak mulai pada 2017 secara profesional umur atlet eSport tidak lama seperti olah raga lain. "Kalau eSport itu hanya tiga sampai empat tahun saja," kata dia.
    Selain itu, RRQ juga berencana melakukan ekspansi ke luar negeri, seperti Malaysia dan Jepang, dan membuka merchandise store eSport di Pulau Jawa, juga ekspansi game seperti Apex Legends.

    ONIC ESPORTS

    ONIC
    ONIC adalah Tim Manajemen E-Sports Profesional. Didirikan pada tahun 2018, kami bertujuan untuk menjadi organisasi e-sports terbaik untuk mewakili Asia Tenggara. Kami mengelola bakat dan membuat mereka bersinar.

    ONIC dibangun dengan keyakinan di mana kita melihat masa depan hiburan adalah e-sports.

    Dunia e-sports di Indonesia baru pada tahap awal, dan ONIC ada di sini untuk meningkatkan permainan.
    PENCAPAIAN PADA MPL
    • 3rd MPL Season 2
    • 1st MPL Season 3
    DAFTAR PEMAIN
    UdilMidlaner
      
    DrianAll rounder
      
    PsychooTank
      
    AntiMageFighter
      
    TrustMidlane
      
    SasaMarksman
      

      Kamis, 03 Oktober 2019

      Indonesia Pertahankan Gelar Juara dalam Turnamen Internasional Free Fire Asia Invitational


      Indonesia Pertahankan Gelar Juara dalam Turnamen Internasional Free Fire Asia Invitational
      istimewa
      Juarai FFAI 2019, Tim Esports Garena Free Fire Indonesia Sumbang Dua Piala Dunia 
      TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mempertahankan gelar juara dunia di turnamen internasional Free Fire Asia Invitational (FFAI) 2019 di ICE BSD by Sinar Mas Land belum lama ini.
      Indonesia mempertahankan gelar setelah berhasil mengalahkan Thailand, Vietnam, India, Malaysia, Tiongkok,  Taipei, dan Moroko.
      Dua dari tiga tim esports perwakilan Indonesia yaitu Island Of God dan EVOS Roar, sukses menampilkan permainan terbaik mereka dan mengamankan posisi pertama dan ketiga.
      Atas kemenangan ini, Garena Free Fire Indonesia tidak hanya menambah deretan piala dunia untuk tanah air tetapi juga menunjukkan bahwa esports Indonesia sudah sangat kuat dan siap untuk berprestasi lebih lanjut.
      Christian Wihananto, Country Producer Garena Free Fire mengungkapkan, tiga tim yakni Island Of God, EVOS Roar dan RRQ Poseidon terpilih mewakili Indonesia di FFAI 2019 setelah menduduki peringkat tiga teratas di turnamen Free Fire Summer League 2019 yang digelar pada bulan Agustus lalu.
      Island Of God beranggotakan Fickri Aulia (IOG*Kids), Hendrick Kristanto (IOG*Hen’ST), Ahmad Syahrullah (IOG*RuL's), dan Muhammad Iqbal (IOG*Cavella). EVOS Roar terdiri dari Muhammad Farchan Ridha (EVOS.manay), Naufal Nabbarnur Ibrahim (EVOS.CUPAY), Regi Pratama (EVOS.MR05).
      Kemudian Saeful Muharrom (EVOS.MR13). Tim terakhir RRQ Poseidon beranggotakan, Aditia Maulana (RRQ.Fluxys), Riza Setiawan (RRQ.Riza), Abdurrahman Lahay (RRQ.Chanzu), dan Muhammad Akrim Fajri (RRQ.Azura).
      Permainan tim Indonesia dalam meraih juara di turnamen FFAI 2019 berjalan dengan penuh menegangkan.
      Thonburi Esports dari tim Thailand meraih Booyah 2 kali berturut-turut di game pertama dan kedua.
      Namun Thonburi tidak menyadari bahwa tim Indonesia, Island of God selalu membayangi mereka dan perlahan merangkak naik ke posisi 5 besar.


      Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Pertahankan Gelar Juara dalam Turnamen Internasional Free Fire Asia Invitational, https://www.tribunnews.com/techno/2019/09/11/indonesia-pertahankan-gelar-juara-dalam-turnamen-internasional-free-fire-asia-invitational.
      Island of God berhasil Booyah di game keempat dan kelima yang berhasil membuatnya memuncaki klasemen hingga game terakhir.
      Thonburi terus menekan Island of God di game terakhir. Meskipun Island of God tidak Booyah di game terakhir.
      Namun dari hasil perhitungan kill dan posisi tim di pertandingan terakhir membuat tim ini berhasil mengumpulkan total 2,345 poin, unggul 100 poin dari Thonburi yang menempati posisi kedua dengan poin 2,245.
      Disusul peringkat ketiga yang ditempati oleh EVOS Roar yang sempat tertinggal pada ronde awal berhasil merangkak naik mendekati ronde akhir dengan skor akhir 1,765 poin.
      Sementara itu, RRQ Poseidon harus puas menduduki peringkat 10 pada klasemen akhir pertandingan dengan 790 poin.
      Menambah deretan prestasi, turnamen internasional kali ini menerima penghargaan dari Rekor MURI untuk Kompetisi Game Online Pertama dengan Teknologi Augmented Reality.
      “Gelaran Free Fire Asia Invitational 2019 yang diselenggarakan pada 7 September 2019 silam membuktikan bahwa permainan daring atau biasa kita kenal dengan game online dapat menjadi pemersatu dari berbagai elemen masyarakat dan suku bangsa serta tidak bisa dipandang sebelah mata," katanya.
      Free Fire akan hadir dengan turnamen di tingkat nasional yaitu Free Fire Indonesia Masters (FFIM) Season 2 yang akan dilaksanakan di bulan September hingga Oktober.

      Juara dari turnamen ini akan berangkat langsung mewakili Indonesia di turnamen internasional Free Fire World Series 2019.
      Di tahun berikutnya, Free Fire Indonesia Master (FFIM) Season 3 akan digelar kembali untuk mencari perwakilan Indonesia ke turnamen internasional Free Fire World Cup (FFWC) 2020.
      Terlepas dari tim juara yang mendapatkan tiket langsung ke turnamen internasional, kali ini tim di posisi kedua hingga keempat akan diberi kesempatan untuk juga bertanding di ajang internasional FFWC 2020 dengan melewati turnamen tingkat regional.


      Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Pertahankan Gelar Juara dalam Turnamen Internasional Free Fire Asia Invitational, https://www.tribunnews.com/techno/2019/09/11/indonesia-pertahankan-gelar-juara-dalam-turnamen-internasional-free-fire-asia-invitational?page=2.